Aku Suami untuk Istriku Seorang (eps.01)

Di masa-masa ini sesungguhnya aku marah pada diriku sendiri, sayangndaku. Kalau aku banyak bercerita betapa menyebalkan orang-orang di sekalilingku dan aku marah kepada mereka, mungkin karena aku malu mengakui bahwa sebenarnya aku marah pada diriku sendiri. Bagaimana tidak. Belum genap sebulan menikah, aku sudah harus kembali bekerja di seberang pulau. Di umur pernikahan kita yang genap 184 hari ini aku baru pulang dua kali dan itupun hanya sepekan lebih. Sampai saat ini aku belum dimutasi ke Banyuwangi entah karena alasan apa lagi dari perusahaan. Aku marah, sayangda, mungkin justru ke diriku sendiri.
Aku suamimu, tapi gak bisa meluk kamu setiap hari. Gak bisa kecup keningmu saat aku berangkat dan pulang kerja. Gak bisa merasakan masakanmu. Gak bisa bercanda setiap saat sama kamu. Gak bisa menenangkanmu di saat kamu gelisah. Gak bisa menemanimu sepanjang malam membantumu menahan sakit di seluruh badanmu. Aku suamimu, tapi justru aku jauh dan gak bisa lakukan semua hal di atas.
Maka aku marah pada diriku sendiri, tapi aku tutupi dengan marah kepada keadaan di sekelilingku. Begitu, sayangndaku….